Rabu, 22 Juni 2011

Homiletik - Bag 3

HOMILETIK
(Bagian 3)

  1. Ringkasan Khotbah
Dalam mempersiapkan khotbah, sebaiknya menggunakan type atau metode kerangka khotbah yang tertulis. Karena cara membuatnya lebih mdah dan cenderung tidak mendapatkan kemacetan saat berkhotbah. Seorang pengkhotbah akan mempunyai ruangan yang fleksibel dan pikirannya tetap terbuka terhadap inspirasi dan wahyu yang diberikan Roh Kudus ketika sementara berkhotbah. Dia mempunyai susunan khotbah yang rapi. Jika dia berdiri di hadapan jemaat, dia tidak akan dengan sengaja untuk lepas dari konsep khotbah.

Kerangka kohtbah yang tertulis ini sangat sesuai digunakan untuk mengajar dan berkhotbah. Dalam metode mengajar biasanya penuh dengan pokok-pokok bahasan sehingga memerlukan beberapa bentuk catatan. Tentu saja hal ini menyulitkan seorang guru untuk mengajar dengan banyak catatan. Oleh karena itu type kerangka khotbah tertulis adalah metode yang dapat diterapkan dan akan memudahkan.

Gunakan juga metode ini saat belajar, atau waktu kita merenungkan firman Tuhan. Seringlah berlatih menggunakan metode ini, sebab kita akan terbiasa untuk membuat catatan-catatan khotbah dan sangat menolong kita saat kita berdiri untuk berkhotbah. Hal ini juga menolong untuk mengarahkan pikiran kita didalam bentuk pola yang rapi. Selain itu membuat kita dapat berkhotbah dengan jelas dan sangat mudah untuk didengar.

G. TUJUH MACAM KHOTBAH

Dalam pelajaran ini akan dibahas tujuh macam khotbah yang berbeda.  Seorang hambah Tuhan harus terbiasa dengan setiap type ini, yang akan memberikan nilai tambah untuk pelayanannya dan membuat khotbahnya makin menarik bagi jemaat yang mendengarkannya minggu demi minggu. Cara ini akan menolongnya untuk dapat menyampaikan banyak hal mengenai kebenaran Firman Tuhan. Beberapa pelayanan hamba Tuhan dapat tercapai dengan kepandaian menggunakan metoda-metoda ini.

1.       Khotbah Textual (Khotbah Nats)
Khotbah ini biasanya berdasarkan atas satu ayat atau beberapa bagian ayat yang disebut “teks”. Kita akan memilih ayat-ayat mana yang mempunyai pernyataan yang sama. Kemudian kita menelitinya, menganalisa dan menemukan semua kebenaran itu dengan teratur dan bertahap sehingga memudahkan bagi para pendengar untuk memahaminya.

2.       Khotbah Topikal (Khotbah Pokok)

Disini seorang pengkhotbah bertujuan untuk memberikan sebuah topik yang khusus bagi jemaat. Contoh, kita ambil kata “dibenarkan”. Tujuannya adalah, pertama untuk menemukan sesuatu yang Firman Tuhan katakan mengenai persoalan ini.

Kemudian kita akan menyusun semua ayat-ayat referensi dan ide-ide yang berhubungan dengan topik tadi menjadi susunan yang rapi. Kemudian kita kembangkan atau kita kupas dari segala sudut, sehingga jemaat bisa menerima makanan rohani yang berlimpah.

Bila kita tidak dapat memberikannya dalam satu session mengajar, kita dapat menyiapkan pelajaran secara berseri tetapi tetap pada topik yang sama. Dengan cara ini akan menjamin untuk menjelaskan topik tersebut secara lengkap.

Untuk mempersiapkannya, kita dapat menggunakan buku konkordansi Alkitab. Dalam buku tersebut kita akan dapat dengan cepat menemukan ayat-ayat referensi yang berhubungan dengan topik tersebut.

3.       Khotbah Typical (Khotbah cerita suatu peristiwa)

Metode khotbah ini dimaksudkan untuk menemukan dan menyampaikan kebenaran Firman Tuhan yang tersembunyi dibalik peristiwa yang terjadi di Alkitab. Yang kita ceritakan adalah seseorang atau suatu peristiwa yang lalu disesuaikan maksud dan arti rohaninya dengan kehidupan yang dialami sekarang ini atau masa yang akan datang.

Contoh, perayaan Paskah Anak Domba dalam kitab Keluaran berbicara tentang nubuatan penebusan Kristus yang lengkap sebagai “Anak Domba Allah” (Yohanes 1:29). Dan peristiwa yang terjadi dalam Perjanjian Lama merupakan gambaran dan bayangan yang terjadi di masa yang akan datang (Ibrani 8:5; 10:1) “Didalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang…..”

“Hari sabat” dalam Perjanjian Lama juga merupakan bayangan dari sesuatu yang harus datang, sedang wujudnya adalah Kristus (Kolose 2:17). Menafsirkan dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang seperti ini merupakan tugas yang khusus, karena kemampuan seseorang diukur dari kedewasaan rohaninya dan mempunyai pengetahuan sehubungan dengan peristiwa-peristiwa dalam Alkitab.

Orang yang baru belajar berkhotbah sebaiknya menghindari untuk menafsirkan peristiwa-peristiwa yang arti rohaninya amat dalam, karena bila tidak mampu menafsirkan akan menyebabkan terjadinya bermacam-macam penafsiran yang tidak sesuai.

Penting sekali untuk mendalami dan meneliti seluruh pengetahuan Alkitab sebelum kita mencari penjelasan mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk mengambil makna rohaninya.

Ketika kita pertama kali mencoba untuk berkhotbah atau mengajar menggunakan metode ini, ikutilah prinsip-prinsip berikut ini :

1.       Gunakan Metode yang Sederhana.
Ambillah peristiwa-peristiwa yang sederhana dan mudah kita cari makna rohaninya.

2.       Carilah penafsirannya secara Garis Besar.
Jangan mencoba untuk menafsirkan setiap peristiwa dengan terperinci sampai sekecil-kecilnya. Cukup carilah kebenarannya/makna rohaninya secara garis besar.

3.       Jangan Bersifat Dogmatis.
Hindari penafsiran secara dogmatis untuk mengambil makna rohaninya.

4.       Penjelasan secara Doktrin.
Jangan menjelaskannya berdasarkan doktrin kita, tetapi sebaliknya apa yang kita paparkan seharusnya menjelaskan doktrin.

5.       Mau Dikoreksi.
Kita harus mau dikoreksi bila salah menafsirkannya.

4.       Khotbah Expository (khotbah tafsiran)

Dengan metode ini, kita berusaha untuk mencari dan meneliti pengertian dan kebenaran yang terdapat dalam beberapa ayat atau satu pasal. Khotbah tafsiran terlebih dahulu mengemukakan inti pokoknya, kemudian menerangkan atau menafsirkan segala kebenaran yang terdapat di dalam ayat-ayat atau bagian-bagian dari tiap pasal.

Caranya dengan menafsirkan ayat demi ayat dan mencari kebenaran dalam ayat-ayat tersebut yang kata-katanya sering dilalaikan. Sehingga dengan khotbah tafsiran tidak ada kebenaran dalam Alkitab yang akan dilupakan (Kisah Rasul 20:27).

Dengan khotbah tafsiran kita akan menjelaskan pasal demi pasal yang terdapat dalam Alkitab. Seandainya, kita ambil satu pasal setiap minggu dan mengupas ayat demi ayat dengan mencari pengertian dan kebenarannya. Dengan cara ini akhirnya akan berkembang menjadi suatu pelajaran Alkitab yang dapat dilakukan selama beberapa minggu atau beberapa bulan.

Demikianlah, selama setahun jemaat kita akan menjadi terbiasa dengan setiap bagian Alkitab. Karena menyingkapkan seluruh kebenaran Allah yang ingin disampaikan kepada mereka untuk memperkaya dan memperlengkapi rohani mereka.

5.       Khotbah Biografi

Biografi adalah kesaksian pengalaman hidup seseorang. Jadi khotbah ini menceritakan dan mempelajari kehidupan dari bermacam-macam karakter yang kita temukan dalam Alkitab yang dapat memberi pelajaran rohani kepada jemaat. Kegagalan dan keberhasilan seseorang dapat memberi pedoman bagi kita.

Mempelajari karakter tokoh-tokoh dalam Alkitab seperti ini sangat menarik. Pilihlah tokoh yang mana yang akan kita khotbahkan. Carilah setiap referensi ayat-ayat dari orang tersebut kemudian catatlah peristiwa-peristiwa yang penting dalam hidupnya. Dari peristiwa-peristiwa yang penting itu, tariklah sifat-sifat yang khusus, yang baik maupun yang buruk. Kemudian tambahkan ide-ide yang ada dalam ingatan kita, lalu kita dapat rangkaikan secara kronologis yaitu urutan peristiwa yang mereka alami.

  Mempelajari kelahiran orang tersebut.
   Bagaimana latar belakangnya.
   Bagaimana hubungan pribadinya dengan Allah.
   Bagaimana reaksi sebagai pernyataan hubungannya dengan Allah.
   Apa yang dia pelajari dari hubungannya tersebut.
   Bila hidupnya berhasil dalam keberhasilan, apa yang membuatnya berhasil.
   Bila hidupnya berakhir dalam kegagalan, apa yang menyebabkannya.
   Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupannya.

6.       Khotbah Analytical (Khotbah Analisa)

Type khotbah ini adalah dengan menganalisa secara terperinci setiap persoalan untuk mengutip kebenaran-kebanaran yang sebanyak-banyaknya. Dari kebenaran ini, kita dapat mengajarkan prinsip-prinsip yang saling berkaitan.

7.       Khotbah Allegorical (Khotbah Alegori)

Banyak pengajaran-pengajaran dari Yesus dalam bentuk alegori atau parabel. Dia mengajarkan suatu kebenaran dengan mengambil kasus atau peristiwa yang serupa. Demikian juga para penulis Alkitab juga sering menggunakan contoh-contoh kehidupan untuk mengajarkan kebenaran secara rohani. Khotbah Alegori ini berusaha menceritakan kebenaran yang terkandung dalam suatu parabel.