Sabtu, 02 Juli 2011

Khotbah Topical

KHOTBAH TOP ICAL
(KHOTBAH POKOK)

Khotbah pokok ini dibangun atas suatu pokok/suatu topik tertentu yang diambil dari ayat-ayat yang terdapat dalam seluruh Alkitab dengan keterangan-keterangan lainnya. Tiap paragraf dari khotbah ini harus mempunyai hubungan langsung dengan pokok/topik.

Corak dari Khotbah pokok ini adalah : kesatuan, tekanan dan hubungan yang erat antara bagian-bagian pokok itu.

A.      KEUNTUNGANNYA
      1.  Khotbah pokok ini dapat mengemukakan suatu kebenaran dalam kesatuannya. Tiap kebenaran   firman Tuhan merupakan suatu kesatuan yang tak pernah bertentangan satu sama lain. Dengan cara ini pendengar dapat mengerti suatu pokok dengan jelas.
2.   Khotbah ini dikupas dari segala sudut, sehingga jemaat Tuhan bisa menerima makanan rohani dengan limpah.
3.   Khotbah ini meyakinkan jemaat Tuhan tentang kesatuan dari seluruh kitab-kitab  yang ada yang terdiri dari 66 kitab. Walaupun ditulis dalam berbagai masa, namun tetap merupakan satu kesatuan yang ajaib.
4.   Dengan cara khotbah seperti ini pangajaran dasar Alkitab dapat dipelajari dengan sempurna.
5.   Dengan cara khotbah ini kita dapat menyediakan makanan rohani yang berlainan sehingga jemaat tidak menjadi bosan.

B.  BAGAIMANA MEMPERSIAPKANNYA
Kita dapat menggunakan buku konkordansi, buku teks atau ayat-ayat referensi dalam Alkitab atau buku-buku yang membahas mengenai pokok tertentu.

Kita perlu menyusun khotbah pokok ini dengan pernyataan-pernyataan sebagai berikut :
1.    APA ?
2.    MENGAPA ?
3.    BAGAIMANA ?
4.    SIAPA ?
5.    DIMANA ?
6.    KAPAN ?
7.    APA AKIBATNYA ?

C.  CONTOH KHOTBAH POKOK

Topik / pokok : “Kelahiran Baru”, Yohanes 3:1-19

1.   Pendahuluan

Apakah itu “Kelahiran Baru?”
a.   Kelahiran Baru merupakan suatu “Keharusan yang dinyatakan karena,
-   Manusia harus mati
-   Manusia harus menghadap Allah
-   Manusia harus dilahirkan baru untuk mendapatkan keselamatan.
b.   Kelahiran Baru adalah ciptaan yang baru yang dikerjakan Kristus didalam kita.

2.   Mengapa Harus Dilahirkan Baru?
Nikodemus, mahaguru ilmu theologia di Yerusalem, walaupun seorang rohaniawan, tetapi harus dilahirkan baru, karena : (Yohanes 3:6)
a. Manusia yang hidup di dalam daging (manusia lama) tidak berkenan kepada Allah (Roma 8:8).
b. Manusia dalam rohnya sendiri sudah mati dalam dosa dan pelanggarannya (Efesus 2:1; 4:1).
c. Karena kita adalah warga Negara Kerajaan Sorga, kita harus hidup di dalam kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:17).

3.   Bagaimana Seseorang dapat Dilahirkan Baru?
a.  Oleh Firman Allah. Firman Allah itu bagaikan air yang membersihkan kita dari segala kenajisan dosa (yohanes 3:5; I Petrus 1:23; Yakobus 1:17; Efesus 5:26).
b.   Oleh Roh Allah yang menanamkan Firman Tuhan di dalam hati kita dan memberi kehidupan kepada kita, (Yohanes 3:5; 10:13,36; Efesus 1:13; Yohanes 7:38).
c.   Oleh percaya kepadakorban Kristus bahwa Dia telah mati ganti kita (Yohanes 3:14; II Korintus 5:21).
d.   Oleh percaya dan menerima Yesus kristus sebagai Anak Allah (Yohanes 1:12; 3:15; I Yohanes 5:11-12).

4.   Siapa yang perlu Dilahirkan Baru?
a.    Orang yang beragama, yang mempunyai moral yang tinggi seperti Nikodemus.
b.    Orang yang terpelajar seperti Paulus.
c.    Orang yang jahat dan rusak moralnya seperti pembunuh di atas kayu salib.
d.    Semua orang dari segala suku dan bangsa.

5.   Dimana Kelahiran Baru ini Bisa Terjadi?
a.   Kelahiran baru terjadi di atas muka bumi, bukan setelah kita meninggal.
b.   Kelahiran baru terjadi dimana-mana, dimana ada orang berdosa yang mau percaya kepada Injil Tuhan dan menerima Yesus kristus sebagai Juruselamatnya.

6.   Kapan Kelahiran Baru itu Terjadi?
a.   Waktu Allah itulah sekarang ini (II Koruintus 6:1-2; Amsal 27:1; Yohanes 4:14-15).
b.   Berbahaya bila ditunda (Ibrani 2:3).

7.   Akibat Kelahiran Baru
a.   Ciptaan baru (II Korintus 5:17).
b.   Kedudukan baru (Yesaya 62:2).
c.   Tugas kewajiban yang baru (Efesus 4:24; I Petrus 2:2).
d.   Ilham yang baru (Mazmur 40:2-3; Wahyu 5:9).
e.   Penyembahan yang baru (Yohanes 4:24).
f.    Tanah air yang baru (Wahyu 21:1; Yohanes 14:1-3; II Petrus 3:13).